Pandangan
mengenai peran manajer dalam menentukan keberhasilan organisasi:
- Omnipotent View of Management
- Omnipotent View of Management
Ø
Manajer
bertanggung jawab/berperan langsung atas sukses/gagalnya suatu organisasi.
-
Symbolic View of Management
Ø
Manajer
tidak banyak berperan dalam menentukan keberhasilan/kegagalan organisasi
(manajer hanyalah “simbol”) karena hasil yang dicapai organisasi dipengaruhi
oleh faktor-faktor eksternal/di luar kontrol manajemen. Contoh faktor
eksternal: kondisi ekonomi, perubahan pasar, kebijakan pemerintah.
Ø
Peran
manajer hanya sebatas membantu organisasi untuk beradaptasi terhadap
faktor-faktor eksternal dan berinovasi.
Fakta:
Keputusan manajer dipengaruhi
oleh kendala internal berupa kultur organisasi dan kendala eksternal yang
berasal dari lingkungan organisasi. Kendati demikian, manajer masih dapat
mempengaruhi kinerja organisasi.
KULTUR ORGANISASI
Yaitu
sistem persepsi dan keyakinan bersama yang dipegang oleh anggota organisasi,
yang selanjutnya mempengaruhi sikap & perilaku anggota organisasi tersebut
dalam bekerja.
Ada
7 dimensi yang membentuk kultur organisasi:
1.Perhatian terhadap
detil/presisi
2.Berorientasi
terhadap hasil
3.People
Orientation:
Keputusan yang dibuat memperhitungkan dampaknya terhadap anggota organisasi.
4.Team
orientation:
Pekerjaan lebih banyak dilakukan secara berkelompok.
5.Agresif &
kompetitif
6.Stabil: Tindakan dan
keputusan yang diambil ditekankan pada upaya untuk mempertahankan status quo.
7.Inovatif dan berani
mengambil risiko
Ketujuh
dimensi tersebut memiliki tingkat intensitas dari intensitas rendah (low) hingga tinggi (high). Mayoritas organisasi memiliki satu dimensi yang lebih
menonjol dari dimensi-dimensi lainnya. Dimensi tersebut kemudian membentuk
karakteristik/kepribadian organisasi dan cara anggota organisasi bekerja.
Kultur yang kuat (strong culture):
Merupakan
kultur di mana nilai-nilai utama dipegang teguh dan diadopsi oleh mayoritas
anggota organisasi.
Penelitian
menunjukkan bahwa karyawan pada organisasi yang memiliki kultur yang kuat
cenderung memiliki komitmen yang lebih tinggi pada organisasi. ↔
Kultur yang kuat terkait dengan performa kerja yang tinggi
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kuat lemahnya kultur suatu organisasi:
- besar/kecilnya
organisasi
- lama perusahaan
berdiri
- tingkat perputaran
karyawan (employee turnover)
- tingkat intensitas
penanaman kultur organisasi (jelas tidaknya kultur suatu organisasi)
Sumber kultur:
Pendiri
perusahaan melalui misi dan visi organisasi.
Karyawan memahami kultur
organisasi melalui:
- Cerita-cerita
mengenai
kejadian-kejadian di masa lalu atau mengenai tokoh-tokoh dalam organisasi
tersebut.
- Ritual
perusahaan:
Cerangkaian kegiatan perusahaan yang dilakukan secara rutin/repetitif.
Rangkaian kegiatan tersebut mencerminkan dan menekankan apa yang menjadi nilai
dan tujuan-tujuan penting bagi organisasi serta anggota organisasi yang
dianggap penting.
- Simbol-simbol
fisik/material seperti
tata letak perlengkapan di kantor suatu perusahaan dan cara karyawan
berpakaian. Simbo-simbol tersebut berperan penting dalam menciptakan
kepribadian suatu organisasi.
- Bahasa, yaitu
ungkapan-ungkapan (jargon) unik yang digunakan oleh suatu organisasi. Jargon
yang digunakan seseorang menunjukkan keanggotaan orang tersebut dalam suatu
kultur tertentu.
Pengaruh kultur terhadap
manajer:
Ø Mempengaruhi
perilaku manajer di tempat kerja.
Ø Mempengaruhi
pembuatan keputusan pada semua fungsi manajemen.
•
Planning: Tingkat
risiko suatu rencana; Apakah rencana sebaiknya dibuat secara perseorangan atau
oleh tim
•
Organizing: Tingkat otonomi yang diberikan kepada karyawan;
Apakah pekerjaan sebaiknya dikerjakan oleh individu atau tim; Tingkat interaksi
antara manajer departemen yang satu dengan departemen yang lain.
•
Leading: Tingkat perhatian
terhadap kepuasan kerja karyawan; Gaya kepemimpinan yang sesuai; Apakah
ketidaksamaan pendapat– kendati konstruktif-harus dihindari.
•
Controlling: Bentuk kontrol yang diterapkan (internal atau
eksternal); Kriteria yang ditekankan pada evaluasi kinerja karyawan.
LINGKUNGAN EKSTERNAL
Yaitu
kekuatan dan institusi di luar organisasi yang dapat mempengaruhi performa
organisasi tersebut.
Komponen
lingkungan eksternal (2):
1.Lingkungan
Khusus (specific environment)
Yaitu unsur-unsur lingkungan
yang secara langsung mempengaruhi organisasi dalam mencapai tujuannya. Dapat
juga disebut sebagai lingkungan langsung.
Unsur-unsur tersebut antara
lain:
Ø
Konsumen: Pihak yang
menyerap output yang dihasilkan organisasi.
Ø
Supplier: Pihak yang
menyediakan bahan baku, peralatan, sumber daya keuangan dan tenaga kerja.
Ø
Pesaing: Pihak yang
menyediakan produk/jasa sejenis.
Ø
Pressure Group: Kelompok dengan
interes khusus.
2.Lingkungan
Umum (general environment)
Yaitu kondisi-kondisi umum yang
secara tidak langsung dapat mempengaruhi organisasi. Juga dapat dinamakan
sebagai lingkungan tidak langsung.
Termasuk
dalam kondisi-kondisi umum tersebut adalah:
Ø
Kondisi ekonomi: tingkat suku
bunga, perubahan tingkat disposable income, tahapan siklus bisnis.
Ø
Kondisi hukum: Mencakup
peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh pemda tingkat I dan II maupun
pemerintah pusat.
Ø
Kondisi politik: Mencakup
stabilitas umum suatu negara dimana perusahaan beroperasi dan sikap aparat
pemerintah terhadap dunia usaha.
Ø
Kondisi sosial
budaya:
Mengenai ekspektasi masyarakat di negara tempat perusahaan beroperasi terhadap
nilai, tradisi, dan selera. Contoh: perubahan gaya hidup menuju gaya hidup
sehat.
Ø
Kondisi demografi: Yaitu tren
karakteristik fisik penduduk suatu negara seperti jenis kelamin, usia, tingkat
pendidikan, lokasi geografis, pendapatan, komposisi anggota keluarga, dan
unsur-unsur lain yang tercakup dalam statistik kependudukan.
Ø
Kondisi teknologi: Merupakan aspek
lingkungan umum yang paling cepat perubahannya. Informasi menjadi sumber utama
keunggulan kompetitif. Pengaruh terhadap organisasi: Mengubah tatanan struktur
dan manajemen organisasi.
Ø
Kondisi dunia global: Meningkatnya
jumlah pesaing dan pasar global.
Bentuk pengaruh lingkungan
terhadap manajer:
Ø Adanya tingkat
ketidakpastian lingkungan (environmental
uncertainty).
Ø Hubungan antara
organisasi dengan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap organisasi (stakeholder).
Tingkat
ketidakpastian lingkungan ditentukan oleh:
§ Tingkat
perubahan (degree of change):
- lingkungan
stabil:
jika tidak banyak perubahan yang terjadi
- lingkungan
dinamis:
jika perubahan pada lingkungan organisasi sering terjadi.
§ Tingkat
kompleksitas (degree of complexity): Yakni jumlah
unsur yang menyusun lingkungan suatu organisasi dan banyaknya pengetahuan yang
tersedia/dibutuhkan atas unsur-unsur tersebut.
Matriks Ketidakpastian
Lingkungan
à lihat kolom sebelah.
Ketidakpastian
lingkungan:
- terendah: pada Sel 1
- tertinggi: pada Sel
4
Implikasi:
Pengaruh
paling besar terhadap hasil kinerja organisasi dihasilkan oleh lingkungan
dengan karakteristik sel 1 (stabil dan sederhana) dan paling minim pada
lingkungan dengan karakteristik sel 4 (dinamik dan kompleks).
Ketidakpastian
lingkungan merupakan ancaman terhadap efektivitas organisasi sehingga manajer
berupaya untuk meminimalkan ketidakpastian tersebut.
Matriks
Ketidakpastian Lingkungan
Tingkat
Kompleksitas
|
Tingkat
Perubahan
|
||
|
Stabil
|
Dinamik
|
|
Sederhana
|
Sel 1
|
Sel 2
|
|
à Lingkungan: Stabil &
dapat diperkirakan
|
à Lingkungan: Dinamik &
tak dapat diperkirakan
|
||
à Jumlah unsur dalam
lingkungan: Sedikit
|
à Jumlah unsur dalam
lingkungan: Sedikit
|
||
à Unsur-unsur yang ada
memiliki kemiripan dan pada dasarnya akan terus sama
|
à Unsur-unsur yang ada
memiliki kemiripan tapi terus mengalami proses perubahan
|
||
à Pemahaman mendalam tentang
unsur-unsur lingkungan: Tidak terlalu diperlukan
|
à Pemahaman mendalam tentang
unsur-unsur lingkungan: Tidak terlalu diperlukan
|
||
Kompleks
|
Sel 3
|
Sel 4
|
|
à Lingkungan: Stabil &
dapat diperkirakan
|
à Lingkungan: Dinamik &
tak dapat diperkirakan
|
||
à Jumlah unsur dalam
lingkungan: Banyak
|
à Jumlah unsur dalam
lingkungan: Banyak
|
||
à Unsur-unsur yang ada tidak
memiliki kemiripan dan akan terus demikian
|
à Unsur-unsur yang ada tidak
memiliki kemiripan dan akan terus berubah
|
||
à Pemahaman mendalam tentang
unsur-unsur lingkungan: Diperlukan
|
à Pemahaman mendalam tentang
unsur-unsur lingkungan: Diperlukan
|
Pemegang
kepentingan (stakeholder):
Pihak-pihak pada lingkungan eksternal
organisasi yang memiliki kepentingan atas keputusan dan tindakan organisasi dan
terpengaruh oleh keputusan dan tindakan tersebut, dan yang juga dapat
mempengaruhi keputusan dan tindakan organisasi.
Macam
pemegang kepentingan:
- Konsumen
- Kelompok sosial dan
politik
- Pesaing
- Asosiasi dagang dan
industri
- Pemerintah
- Media
- Pemasok
- Masyarakat
- Pemegang saham
- Serikat (union)
- Karyawan
Hubungan dengan pemegang kepentingan
harus dijaga karena: (1) Hubungan tersebut mempengaruhi kinerja organisasi; dan
(2) Organisasi memiliki ketergantungan pada kelompok eksternal guna memasok
sumber daya (input) kepada organisasi dan untuk memanfaatkan barang/jasa
(output) organisasi.
Cara
untuk me-manage hubungan dengan pemegang kepentingan (4):
1.Mengidentifikasi
siapa saja yang merupakan pemegang kepentingan organisasi;
2.Menentukan
kepentingan apa yang dimiliki kelompok tersebut atas organisasi;
3.Menilai seberapa
besar pengaruh masing-masing pemegang kepentingan atas keputusan dan tindakan
organisasi;
4.Menentukan langkah
khusus yang sebaiknya dilakukan untuk me-manage hubungan dengan pemegang
kepentingan.
Langkah yang diambil manajemen
ditentukan oleh seberapa penting pemegang kepentingan bagi organisasi dan
seberapa tinggi tingkat ketidakpastian lingkungan.
Pendekatan-pendekatan
yang dapat diambil:
|
Derajat Penting Tidaknya
Pemegang Kepentingan
|
||
Derajat
Ketidakpastian Lingkungan
|
|
Sangat Penting
|
Penting tapi Tidak
Kritikal
|
Ketidakpastian
Tinggi
|
Kemitraan dengan pemegang kepentingan
(Stakeholder Partnership)
|
Boundary spanning
|
|
Ketidakpastian
Rendah
|
Manajemen pemegang
kepentingan
|
Memindai (scanning)
dan memonitor lingkungan
|
Memindai dan memonitor lingkungan:
Memindai
dan memonitor perubahan tren dan kekuatan yang mungkin terjadi.
Boundary
Spanning:
Interaksi aktif dengan beragam pemegang
kepentingan eksternal guna mendapatkan dan menyebarkan informasi.
Contoh:
Interaksi antara staf marketing perusahaan obat dengan dokter dan praktisi
kesehatan.
Manajemen
pemegang kepentingan:
Contoh:
Riset pemasaran oleh perusahaan
Stakeholder
Partnership:
Kerja sama proaktif antara organisasi
dengan pemegang kepentingan guna mencapai tujuan bersama.
Contoh:
Kemitraan antara Compaq dan IBM untuk melakukan strukturisasi kemampuan
penyimpanan data secara bersama-sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar