Kamis, 05 Januari 2017

Struktur Sistem Operasi

Secara umum, Sistem Operasi adalah software pada lapisan pertama yang ditempatkan pada memori komputer pada saat komputer dinyalakan. Sedangkan software-software lainnya dijalankan setelah Sistem Operasi berjalan, dan Sistem Operasi akan melakukan layanan inti umum untuk software-software itu. Layanan inti umum tersebut seperti akses ke disk, manajemen memori, skeduling task, dan antar-muka user. Sehingga masing-masing software tidak perlu lagi melakukan tugas-tugas inti umum tersebut, karena dapat dilayani dan dilakukan oleh Sistem Operasi. Bagian kode yang melakukan tugas-tugas inti dan umum tersebut dinamakan dengan “kernel” suatu Sistem Operasi. Kalau sistem komputer terbagi dalam lapisan-lapisan, maka Sistem Operasi adalah  penghubung antara lapisan hardware dan lapisan software. Lebih jauh daripada itu, Sistem Operasi melakukan semua tugas-tugas penting dalam komputer, dan menjamin aplikasi-aplikasi yang berbeda dapat berjalan secara bersamaan dengan lancar. Sistem Operasi menjamin aplikasi software lainnya dapat menggunakan memori, melakukan input dan output terhadap peralatan lain dan memiliki akses kepada sistem file. Apabila beberapa aplikasi berjalan secara bersamaan, maka Sistem Operasi mengatur skedule yang tepat, sehingga sedapat mungkin semua proses yang berjalan mendapatkan waktu yang cukup untuk menggunakan prosesor (CPU) serta tidak saling mengganggu.
Proses adalah keadaan ketika sebuah program sedang di eksekusi. Sebuah proses membutuhkan beberapa sumber daya untuk menyelesaikan tugasnya. sumber daya tersebut dapat berupa CPU time, memori, berkas-berkas, dan perangkat-perangkat I/O.
Sistem operasi bertanggung jawab atas aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan managemen proses seperti:
a.       Membuat dan menghapus proses pengguna dan sistem proses.
Sistem operasi bertugas mengalokasikan sumber daya yang dibutuhkan oleh sebuah proses dan kemudian mengambil sumber daya itu kembali setelah proses tersebut selesai agar dapat digunakan untuk proses lainnya.
b.      Menunda atau melanjutkan proses.
Sistem operasi akan mengatur proses apa yang harus dijalankan terlebih dahulu berdasarkan berdasarkan prioritas dari proses-proses yang ada. Apa bila terjadi 2 atau lebih proses yang mengantri untuk dijalankan, sistem operasi akan mendahulukan proses yang memiliki prioritas paling besar.
c.       Menyediakan mekanisme untuk proses sinkronisasi.
Sistem operasi akan mengatur jalannya beberapa proses yang dieksekusi bersamaan. Tujuannya adalah menghindarkan terjadinya inkonsistensi data karena pengaksesan data yang sama, juga untuk mengatur urutan jalannya proses agar setiap proses berjalan dengan lancar
d.      Menyediakan mekanisme untuk proses komunikasi.
Sistem operasi menyediakan mekanisme agar beberapa proses dapat saling berinteraksi dan berkomunikasi (contohnya berbagi sumber daya antar proses) satu sama lain tanpa menyebabkan terganggunya proses lainnya.
e.       Menyediakan mekanisme untuk penanganan deadlock.
Deadlock adalah suatu keadaan dimana sistem seperti terhenti karena setiap proses memiliki sumber daya yang tidak bisa dibagi dan menunggu untuk mendapatkan sumber daya yang sedang dimiliki oleh proses lain. Saling menunggu inilah yang disebut deadlock(kebuntuan). Sistem operasi harus bisa mencegah, menghindari, dan mendeteksi adanya deadlock. Jika deadlock terjadi, sistem operasi juga harus dapat memulihkan kondisi sistemnya.
Memori utama atau lebih dikenal sebagai memori adalah sebuah array yang besar dari word atau byte, yang ukurannya mencapai ratusan, ribuan, atau bahkan jutaan. Setiap word atau bytemempunyai alamat tersendiri. Memori Utama berfungsi sebagai tempat penyimpanan yang akses datanya digunakan oleh CPU atau perangkat I/O. Memori utama termasuk tempat penyimpanan data yang sementara (volatile), artinya data dapat hilang begitu sistem dimatikan.
Sistem operasi bertanggung jawab atas aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan managemen memori seperti:
a.       Menjaga track dari memori yang sedang digunakan dan siapa yang menggunakannya.
b.      Memilih  proses-proses  mana  saja  yang  harus  dipanggil (load)  ke  memori  jika tersedia ruang di memori.
c.       Mengalokasikan dan meng-dealokasikan ruang memori sesuai kebutuhan.
Ø  Managemen Secondary-Storage
Data yang disimpan memori utama (primary storage) bersifat  volatile dan terlalu kecil untuk mengakomodase  semua  data  dan  program  secara  permanen,  sistem  komputer  harus menyediakan  penyimpan  sekunder  (secondary  storage)  untuk  back  up  memori  utama. Beberapa sistem komputer modern menggunakan disk untuk media penyimpan on-lin, baik program maupun data.
Contoh dari secondary storage adalah harddisk, disket, dll.
Sistem operasi bertanggung jawab pada aktifitas-aktifitas manajemen penyimpan sekunder sebagai berikut:
a.       Pengaturan ruang bebas (free-space management)
b.      Alokasi penyimpanan.
c.       Penjadwalan disk.

Ø  Managemen Sistem I/O
Sering disebut device manager. Menyediakan "device driver" yang umum sehingga operasi I/O dapat seragam (membuka, membaca, menulis, menutup). Contoh: pengguna menggunakan operasi yang sama untuk membaca berkas pada hard-disk, CD-ROM dan floppy disk.
Komponen Sistem Operasi untuk sistem I/O:
a.       Sistem buffer-caching: menampung sementara data dari/ ke perangkat I/O.
b.      Spooling : melakukan penjadualan pemakaian I/O sistem supaya lebih efisien (antrian dsb.).
c.       Menyediakan driver untuk dapat melakukan operasi "rinci" untuk perangkat keras I/O tertentu.
d.      Manajemen perangkat masukan/keluaran merupakan aspek perancangan sistem
operasi terluas dan kompleks karena sangat beragamnya perangkat dan aplikasinya.
e.       Interface device-driver : open, read, write, close
f.       Drivers untuk spesifik perangkat keras : Menyediakan driver untuk melakukan operasi detail untuk perangkat keras tertentu

Beberapa fungsi manajemen input/ouput (I/O) :
1.   Mengirim perintah ke perangkat I/O agar menyediakan layanan.
2.   Menangani interupsi perangkat I/O.
3.   Menangani kesalahan perangkat I/O.

Berkas adalah kumpulan  informasi  yang  saling  berhubungan  yang  sudah didefinisikan oleh pembuatnya (user). Biasanya, file berupa program (baik dalam bentu source maupun object) dan data. Berkas dapat mempunyai struktur yang bersifat hirarkis (direktori, volume, dll.).
Untuk  mengatur  file,  sistem  operasi  bertanggung  jawab  pada  aktifitas-aktifitas  yang berhubungan dengan manajemen file sebagai berikut:
a.       Pembuatan dan penghapusan berkas.
b.      Pembuatan dan penghapusan direktori.
c.       Mendukung manipulasi berkas dan direktori.
d.      Memetakan berkas ke secondary storage.
e.       Mem-backup berkas ke media penyimpanan yang permanen (non-volatile).
Proteksi mengacu pada mekanisme untuk mengontrol akses yang dilakukan oleh program, prosesor, atau pengguna ke sistem sumber daya. Mekanisme proteksi harus:
a.       Membedakan antara penggunaan yang sah dan yang tidak sah.
b.       Menentukan kontrol yang terganggu (specify the controls to be imposed).
c.        Menetapkan cara pelaksanaan proteksi (provide a means of enforcement)
Sistem terdistribusi adalah kumpulan prosessor yang tidak  menggunakan memori  atau clock  bersama-sama. Setiap  prosessor  mempunyai local memori sendiri. Prosessor-prosessor pada system dihubungkan melalui jaringan komunikasi. Komunikasi dilakukan dengan menggunakan protocol. Sistem  terdistribusi  memungkinkan user  untuk  mengakses  sumber  daya (resource) yang beragam.
Dengan mengakses sumber daya yang dapat digunakan bersama-sama tersebut akan memberikan keuntungan dalam :
a.       kecepatan komputasi (Computation speed-up).
b.      Meningkatkan Meningkatkan ketersediaan data (Increased data availability).
c.       Meningkatkan kehandalan sistem (Enhanced reliability).
Sistem Operasi menunggu instruksi dari pengguna (command driven). Program yang membaca instruksi dan mengartikan control statements umumnya disebut: control-card interpretercommand-line interpreter, dan UNIX shellCommand-Interpreter System sangat bervariasi dari satu sistem operasi ke sistem operasi yang lain dan disesuaikan dengan tujuan dan teknologi I/O devices yang ada. Contohnya: CLIWindowsPen-based (touch), dan lain-lain.
Command interprenter berfungsi membaca instruksi menyediakan beberapa fungsi standar dan fungsi dasar yang dapat dipanggil oleh aplikasi/program maupub piranti lunak lain.
a.       Mengeksekusi  kode program secara langsung
b.      Menterjemahkan kode ke dalam beberapa representasi intermediate yang efisien lalu segera mengeksekusinya.
c.       Juga mengeksekusi kode tersimpan yang di buat oleh kompiler secara eksplisit sebagai bagian dari sistem penerjemah.
Ada yang beranggapan bahwa Command Interpreter adalah sama dengan Shell, tapi disini terdapat perbedaannya. Shell sendiri bagian dari sistem operasi yang menyediakan antarmuka untuk pengguna, sedangkan Command Interpreter lebih ke mengekseskusi perintah-perintah yang di buat oleh user tadi, sehingga dapat di jalankan oleh sistem.
Contoh Command Prompt pada Windows XP (DOS pada Windows 98), XTerm dan Konsole di Mesin Linux (Unix). instruksi yang dituliskan pada command interprenter ialah command line.
Berikut merupakan kata kunci yang digunakan pada shell linux :
[BkSp] : Menghapus karakter ke arah kiri kursor
[Del] :  Menghapus karakter dari posisi kursor ke arah kanan
[Enter/RET] : Eksekusi perintah 
C-d :  Fungsinya sama dengan [Del]
C-e : Memindahkan kursor ke posisi akhir
C-k : Menghapus perintah yang diketikkan mulai dari posisi kursor
C-l : Membersihkan layar
C-u : Menghapus seluruh perintah yang diketikkan
Berikut merupakan kata kunci yang digunakan pada DOS di windows ialah:
cd : untuk pindah ke direktori 
copy: copy file
dir : menampilkan file dan direktory
ren: Mengganti nama file
ATTRIB:  Untuk melihat/mengubah atribut file
CLS : Untuk menghapus layar monitor
MD: Untuk membuat direktori/folder baru
RD : Untuk menghapus folder (folder kosong)
TYPE : Untuk melihat isi file

Tidak ada komentar:

Posting Komentar